living life and love to the fullest...

Friday, July 11, 2008

Unleash your partner


Seorang teman paling suka memonitor kekasihnya. Kalau lagi jalan bareng dengannya, hampir tiap jam kekasihnya ditelpon dengan bertanya, “Lokasi?” (maksudnya berada dimana saat ini). Seorang teman lain tiap tiga jam menelpon kekasihnya. Sama juga, dia ngecek keberadaannya. Begitu angkat telpon langsung nanya, “Lagi ngapain?” atau “Dimana?”

Karena sering melakukan ini, saya sempat berpikir teman-teman ini kayak polisi lalu lintas aja yang kewajibannya memantau apakah kekasihnya tetap mematuhi peraturan atau tidak. Siapa tahu ada penyimpangan seperti perselingkuhan kecil terjadi?

Seorang sahabat yang saya ceritain soal ini ngakak dan mulai ikutan memonitor saya. Dia tiba-tiba jadi sering nelpon dan bertanya, “Lokasi dimana? Koordinat berapa?” Sialan… emang lagi dimana pake koordinat segala? Hehehe…

Lebih ekstrim lagi, ada pula seorang teman yang akhirnya memutuskan untuk sekantor bareng dengan kekasihnya. Mungkin dengan ini mereka bisa bertemu 24 jam sehari (di rumah dan di kantor) dan bisa saling memonitor selama 24 jam non stop! Hmm… kalau begini mereka bukan lagi seperti polisi, tetapi…

Di dunia manajemen, para praktisi (dan akademisi) sepakat bahwa saat ini kita sudah memasuki era pengetahuan, dimana kini setiap orang diperlakukan sangat manusiawi dengan anggapan mereka sudah mandiri sehingga fokusnya pada pengembangan talent mereka.

Kini bukan lagi jamannya monitoring seperti di era industri. Di era ini kita malah perlu meng-empower rekan kerja dan bawahan kita, meng-unleash talent mereka. Talent di sini bukan berarti bakat seperti melukis, menjahit, atau melamun, tetapi potensi diri. Bukan pula talent di industri hiburan/periklanan yang berarti artis/aktor.

Konsep empowerment atau unleash talent ini juga dapat kita terapkan dalam berhubungan. Kita tidak perlu lagi memonitor pasangan secara terus-menerus, tetapi membantunya mengembangkan potensi diri agar ia bisa optimal dalam menjalani hari-harinya.

Untuk melakukan ini diperlukan 2 hal utama, yaitu percaya (trust) dan dukungan (support). Kita percaya bahwa pasangan kita baik-baik saja, gak nyolek kiri-nyolek kanan, gak lagi mabok di pinggir jalan, tetapi sedang berjuang untuk mencapai cita-citanya. Dan kita wajib mendukungnya dalam proses itu.

Sifat seperti posesif atau over protected jelas-jelas kurang mendukung proses unleashing-your-partner-talent ini, karena sifat tersebut menunjukkan kita masih mendahulukan ego kita. Mind set kita masih “saya” dan pasangan hanya sebagai ‘obyek’ yang dimonitor. Kasarnya, pasangan kita tak lebih dari bawahan di era industri yang perlu diawasi terus-menerus. Apa hubungan seperti ini yang kita kehendaki?

Bayangkan bila keduanya (sepasang kekasih) saling unleash-their-talent berarti keduanya saling percaya dan saling mendukung satu sama lain. Fokus mereka pun berubah dari mendahulukan ego masing-masing menjadi “kita”. Dan yang muncul kemudian adalah saling melengkapi, saling mengisi, saling mengasihi..

Bila ini terwujudkan, mungkin teman saya akan menelpon kekasihnya dengan bertanya, “Bagaimana perjuangan dalam mencapai cita hari ini?” hehe.. mungkin ga sepanjang ini kali… Tapi mungkin bertanya dengan care “How’s life?” dan kemudian perbincangan seputar sharing kisah mereka masing-masing. Bukan lagi monitoring…


Love is about giving. Give love to the fullest…


:: rombengus 060708




d