living life and love to the fullest...

Monday, June 30, 2008

KPI orang tua or anak?

Weekend lalu saya menemani kakak yang membawa bayinya untuk mengikuti lomba bayi sehat dan bayi fotogenik di sebuah rumah sakit. Motivasi saya ikutan karena ingin tau kontes seperti itu pelaksanaannya gimana, asyik dan serunya dimana.

Penyelenggaraannya sendiri sangat rame, dan saya gak nyangka peserta lomba ada lebih dari 100 balita dan batita. Mahluk-mahluk mungil itu ditemani ibu dan susternya, dan ada juga yang ayahnya hadir. Ekspresi para orang tua dan suster ini harap-harap cemas. Saat bayi ditimbang, diperiksa dokter anak dan diperiksa dokter gigi, para ortu tiba-tiba gugup dalam menjawab pertanyaan dokter. Bahkan ada yang lupa data anaknya sendiri. Lupa usia berapa bayinya mulai merangkak, usia berapa mulai duduk dan belajar berdiri. Anak sendiri kog bisa lupa?

Para bayi dan balita nya sendiri hanya terdiam pasrah… Mereka gak tau mereka sedang ikut lomba. Saat ditimbang mereka diam saja. Dan ada bayi yang menangis saat diperiksa dokter, mungkin karena diperiksa orang asing yang membuat si bayi ketakutan. Ada pula bocah-bocah yang diminta menyanyi secara bergiliran sembari menunggu pemeriksaan kesehatan.

Saat nongkrong di sana saya sempat berpikir, sebenarnya yang ikutan lomba ini anaknya atau orang tuanya yah? Anak-anak cenderung pasrah saat ditimbang, diperiksa dokter dan difoto demi sebuah lomba. Karena mereka gak ngerti… Tapi yang memutuskan ikutan lomba, yang membayar pendaftaran dan berharap menang ya ortunya..

Setelah saya tanya ibu-ibu dan suster di sekitar tempat saya duduk, ternyata para ortu memiliki kebanggaan yang luar biasa bila putra/putri nya bisa menang…

Bila si anak menang lomba bayi sehat, berarti ortunya ‘proven’ sebagai ortu yang handal yang dapat merawat si bayi hingga menjadi sehat. Mungkin si ibu akan dipuji oleh suami dan mertuanya (walaupun yang merawat detik demi detik adalah si suster).

Bila si anak menang lomba balita fotogenik, berarti ‘proven’ anak mereka cakep dan fotogenik. Dan bila ditarik relevansinya, itu menandakan ortunya juga cakep karena menurunkan gen tersebut ke anaknya. Apalagi pemenang dari lomba fotogenik ini akan dipakai sebagai model di iklan promosi rumah sakit dan juga produk-produk balita. Wah, tambah bangga saja si ortu…

Bisa dikatakan menang atau kalah si bayi/balita merupakan ukuran keberhasilan (Key Performance Indicator, KPI) orang tuanya. Ukuran apakah mereka telah berhasil atau belum berhasil dalam merawat dan membesarkan bayi hingga menjadi sehat. Ukuran apakah bayi/balita yang selama ini mereka anggap tercakep sedunia (maklum, anak sendiri) betul-betul terbukti cakep.

Bila lomba tersebut menunjukkan prestasi orang tua, jadi yang ikutan lomba sebenarnya siapa dong? Si bayi/balita atau si ortu?

:: rombengus 300608

d