living life and love to the fullest...

Friday, May 30, 2008

To be number 2

Saat dulu bekerja di suatu perusahaan, pucuk pimpinan di perusahaan tersebut adalah 2 orang sahabat. Sebut saja si Rob dan si Roef. Sebelum memimpin di perusahaan itu, mereka berdua juga bersama-mana memimpin perusahaan lain. Sebelumnya lagi, mereka berdua menjadi manager di perusahaan yang sama. Intinya, mereka selalu berdua…

Saya tidak tahu apakah para istri dan anak mereka juga seakrab itu, atau hanya para ayah saja. Tapi belakangan ini saya dengar mereka sudah terpisah. Masing-masing membuat perusahaannya sendiri-sendiri.

Sebenarnya tak ada yang salah dengan kebersamaan mereka. Bisa jadi mereka merasa saling cocok satu sama lain, bisa saling mendukung dalam memimpin perusahaan.

Di tempat kerja lainnya, ada lagi kisah ‘selalu berdua’ tapi kali ini posisinya tidak setara, tapi sebagai kepala suatu SBU (strategic business unit) dan wakilnya. Sebut saja si Sob dan Soef. Sob adalah kepala SBU dan Soef adalah wakil kepala SBU. Dan ternyata mereka sudah bekerja dalam posisi seperti ini lebih dari 10 tahun. Di perusahaan sebelumnya, Sob adalah kepala departemen, Soef adalah wakil kepala departemen. Di perusahaan sebelumnya lagi, Sob adalah manajer, dan Soef adalah assistant manajer.

Sob selalu membawa Soef kemanapun ia pindah kerja. Dan Soef selalu menjadi bawahannya. Posisi Soef bukanlah sebagai penasehat di belakang Sob ataupun menjadi orang pintar di belakang Sob. Tetapi Sob mendapatkan rasa ‘nyaman’ bila di-asisteni Soef. Sob merasa Soef tau dengan tepat apa yang Sob inginkan. Sob merasa hidupnya ada yang kurang tanpa Soef, walaupun kalau dilihat Sob bisa jalan sendiri tanpa Soef.

Bila kita zoom mengenai si Soef, Soef ini ternyata bangga sekali menjadi wakil Sob. Dia begitu percaya, yakin, dan mengidolakan Sob. Sob adalah pahlawan baginya. Ini yang positifnya. Yang negatif adalah, Soef menjadi congkak dengan menjadi tangan kanan Sob. Ia memperlakukan orang-orang dari bagian/unit lain dengan arogan, bossy, sombong, dsb. Ia merasa Sob adalah orang terpenting di perusahaan itu, dan ia adalah tangan kanannya. Tangan kanan si super hero!

Lucunya, dikala Soef begitu bangga menjadi wakil si Sob, rekan-rekan kerjanya malah menertawakan dirinya. Karena Soef selalu menjadi bayang-bayang Sob. “Soef the shadow”, begitu julukan rekan-rekan kerjanya. Tetapi sayang Soef tidak menyadari hal ini…

Soef yang bangga menjadi tangan kanan Sob mungkin tidak lagi berpikiran “Suatu saat kelak saya akan menjadi seperti Sob, tidak lagi menjadi bayang-bayangnya.” Soef merasa sudah puas dan bangga menjadi bayang-bayang. Bangga menjadi nomor 2. Atau memang cita-citanya sedari kecil adalah menjadi si nomor 2?

Kalau saya sih, terserah saja mau jadi nomor 1 atau nomor 2, tapi yang penting gak usah sombong-sombong lah… Kagak usah belagu dengan merasa dirinya paling hebat sedunia..
Orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan oleh Tuhan…


:: rombengus 290508

d