living life and love to the fullest...

Sunday, May 25, 2008

Oh God, Please Stop This Person !

Saya bersyukur weekend kemarin si psikopat tidak mengganggu saya. Psikopat ini julukan untuk maniac fan alias orang yang berusaha mati-matian mengejar saya. Biasanya si psikopat selalu mengirimkan sms berisikan kalimat-kalimat yang mengarah ke cinta. Ada pula sms berisi agenda dia seharian yang gak ada hubungannya dengan saya. Sehari bisa 3-5 sms saya terima. Awal-awalnya sms itu masih saya baca, tapi kemudian langsung saya delete. Sayang provider telepon tak bisa mem-blok sms dari nomor-nomor tertentu. Tak seperti messaging tools (MSN, AOL, yahoo messanger) yang dapat mem-blok orang-orang tertentu yang tak ingin kita hubungi.

Psikopat pernah juga menelpon, saya tak mau angkat dan meminta teman untuk menjawabnya. Di telepon dia hanya bisa bicara 1 kalimat, kemudian dimatikan. Karena nomornya sudah masuk blacklist di ponsel saya, psikopat mencoba lagi mengirimkan sms dan menelpon dengan menggunakan nomor-nomor lain. Akhirnya saya jadi malas angkat telpon dari nomor-nomor tak dikenal.

Psikopat ini pernah memberi saya lukisan, CD musik, boneka, dlsb. Barang-barang itu dikirimkannya ke rumah, yang oleh teman saya semua benda itu kemudian dibuang. Psikopat juga pernah mengirimkan saya makanan, kakaknya yang disuruhnya mengantar ke rumah. Saat tau kakaknya tengah menunggu di pagar, saya gak berani pulang dan akhirnya menginap di rumah teman.

Si psikopat mengaku sering melihat saya di mal tapi gak berani mendekat apalagi menyapa. Saya pun berkesimpulan bahwa ia sebenarnya cemen… Beraninya cuma melalui media atau lewat kakaknya. Gak berani berhadapan langsung dengan saya.

Kisah si psikopat ini kadang jadi bahan becandaan dengan teman-teman saya (saya ceritakan kisah ini ke beberapa teman), tapi kadang perlakuannya bikin emosi naik. Saya pernah 3 kali mengirim sms padanya berisi peringatan untuk berhenti. Tetapi sms itu tak digubris olehnya. Gempuran-gempuran dalam rangka ‘mendapatkan rombengus’ terus dilancarkan.
OH GOD, PLEASE STOP THIS PERSON!

Saya sadar sebagai manusia si psikopat punya hak untuk menunjukkan isi hatinya. Tetapi di sisi lain saya juga punya hak untuk tidak diganggu. Gangguan yang bertubi-tubi selama lebih dari 1 tahun sudah menunjukkan bahwa psikopat ini seorang yang egois. Dia hanya mementingkan haknya saja, tanpa pernah berpikiran apakah saya terganggu atau tidak, saya suka dengan aksinya atau tidak. Saya menyepakati niatnya dibalik segala aksinya atau tidak.

Hubungan dengan orang lain tak lebih dari penyelarasan hak dan kewajiban. Penyelarasan keinginan dan respon. Penyelarasan impian dan karakter. Apa yang kita inginkan dari orang lain belum tentu juga diinginkan orang itu, belum tentu dapat dipenuhi olehnya. Kedewasaan membuat kita dapat menerima segala respon dengan besar hati, dan mengambil sikap positif dengan bijaksana.

Selain itu, si psikopat secara tidak langsung juga telah berdosa karena aksi-aksinya membuat orang lain marah, geram, tidak nyaman. Bukankah di agama apapun kita diajarkan untuk memberi kedamaian bagi orang lain bukannya mengganggu orang lain dan membangkitkan amarahnya? “Namanya juga sakit jiwa, gak kepikiran soal beginian. Pokoknya end in mind dia dapetin kamu, segala cara akan dikerahkan” ucap sahabat saya.

Saya hanya bisa berdoa dan berharap. God will stop this person, at once…

:: rombengus 250508

d