living life and love to the fullest...

Thursday, April 17, 2008

James si pengadu

Baru saja mendengar keluhan seorang teman bernama Joan (bukan nama sesungguhnya) yang mengeluhkan suaminya, James.

James ini sedari kecil suka mengadu. Misalnya saat ia dicubit oleh temannya waktu di bangku SD, ia mengadukan hal tersebut ke ibunya. Dan karena posisinya sebagai anak bungsu yang dimanja di rumah, ibu James selalu membela anaknya tanpa terlebih dulu mencari tahu akar permasalahannya.

Skill James mengadu tak terhenti sampai di situ. Saat dikatain teman-temannya sebagai ‘si gendut’ karena kebetulan James bertubuh subur, ia tak hanya mengadu ke ibunya saja, tapi kini juga mengadu ke gurunya. Tujuannya agar gurunya juga memahari temannya itu…

Skill mengadu itu terus meningkat. Saat jatuh (karena kesalahannya sendiri) dan temannya menertawakan. James bukan hanya mengadu ke ibunya dan ke gurunya, tetapi juga ke ibu temannya. James ingin agar temannya juga dimarahi ibunya karena telah menertawakan dirinya.

Kebiasaan mengadu ini terus melekat pada diri James hingga kini ia berusia 40 tahun. James yang sudah menikah dan memiliki 2 putra kini tetap menjadi si pengadu…

Misalnya saat bertengkar dengan istrinya karena istrinya menggedor pintu kamar mandi agar ia mandi lebih cepat, James langsung ngamuk (James memang kerap berang karena hal-hal kecil yang sepele) dan mengadu.. James mengadukan hal ini ke mertuanya, “Ibu, ini si Joan gedor-gedor kamar mandi. Saya kan lagi mandi kog digedor-gedor. Bla… bla… bla…” Ibu Joan sempat panik karena dikira ada hal membahayakan yang terjadi (kecelakaan atau musibah atau apa) sehingga James menelponnya pagi-pagi, ternyata James cuma mengadu.

Pernah juga ibu Joan menerima pengaduan, “Anak ibu si Joan ngelarang saya pulang malam. Saya kan kerja, harus jualan! Masa dia ga ngerti sih? Dulu ibu gimana ngedidiknya?” Kalimat terakhir ini membuat hati ibu Joan sedih sekali…

James merasa ‘puas’ karena amarahnya tersalurkan. Ia merasa puas karena anggapannya istrinya pasti akan ditegur oleh ibunya. James merasa ‘menang’ atas istrinya. James tidak perduli akan perasaan Joan dan mertuanya yang hampir tiap minggu mendapat pengaduan, belum lagi pakai embel-embel meragukan cara mendidik anak…

Dalam hal ini, James belumlah dewasa. Meskipun usianya tak lagi muda, tetapi perilakunya masih sangat kekanak-kanakan. Orang dewasa mampu berpikir bijaksana. Bila ada konflik dengan pasangan, dibicarakan dulu berdua. Dan bila permasalahannya ternyata sepele, tak perlu dibesar-besarkan sampai mengadu
ke mertua segala. James pun tergolong selfish dengan merasa bahagia saat menegur pasangan dan saat mengadu ke mertua, bukan menegur dengan maksud positip.

Orang dewasa juga mampu bicara dengan bijaksana. Saat menegur pasangan, bukan makian yang keluar tetapi memberi masukan dengan bijaksana. Saat berbicara dengan mertua juga bukan perkataan yang meremehkan/menjatuhkan yang diucapkan, tetapi perkataan yang mendamaikan hati.

Apakah ada kebiasaan masa kecil yang kurang baik yang masih melekat dalam diri kita yang belum mau/belum bisa kita lepaskan? Orang dewasa tahu mana perilaku yang baik dan yang kurang baik dan mau merubah dirinya. Orang dewasa yang sehat, mau bertumbuh...


:: rombengus 21.03.08



d