living life and love to the fullest...

Monday, October 01, 2007

Leaving in a good term or in a bad term

Kio adalah seorang trainer andalan di perusahaan tempatnya bekerja. Dalam satu bulan, Kio bisa mengajar lebih dari 15 kelas, dan ia pun dipercaya mengajar berbagai subyek. Tak lama berselang, dengan ambisinya yang begitu besar, Kio memutuskan untuk membuat perusahaan training sendiri. Keputusan Kio untuk menjadi pengusaha bukanlah hal yang buruk, tetapi Kio bertindak kurang bijaksana karena terlebih dulu mengambil obyekan dengan mengajar di luar kantor sebelum ia resmi mengundurkan diri.

Koa juga melakukan hal yang mirip. Saat mendapatkan tawaran untuk bekerja di tempat lain, Koa segera mengundurkan diri dari kantor dan mengelak untuk menyelesaikan proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Padahal perusahaan telah menginvestasikan dana untuk proyek tersebut.

Kisah si Kai lebih gila lagi. Dengan beraninya ia membagikan kartu nama dari kantor barunya padahal belum mengajukan pengunduran diri ke kantor lamanya. Dan kartu nama itu dibagikan ke klien-klien kantor lamanya. Mungkin Kai bermaksud menjalin relasi, tetapi bukankah dapat dilakukan dengan cara yang lebih smooth, misalnya dengan terlebih dulu resign?

Kio, Koa dan Kai adalah tiga dari ratusan karyawan yang memilih untuk resign tanpa berupaya meninggalkan nama baik (leaving in a good term). Dan mereka pun kemudian dikategorikan sebagai orang-orang yang memiliki integritas yang agak diragukan.

………………………………………………………………….

Memutuskan untuk resign dari pekerjaan merupakan hal yang wajar. Mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di tempat yang lebih baik merupakan suatu kesempatan yang sayang untuk dilewatkan, karena kesempatan itu mungkin tidak akan datang lagi… Tetapi, saat keputusan untuk pindah kerja telah dibuat, kita tetap diwajibkan menyelesaikan tanggung jawab yang ada di kantor lama dan mengajukan pengunduran diri secara formal.

Sebenarnya proses perpindahan ini cukup sederhana, tetapi terkadang kita begitu bernafsu dengan kantor baru, sehingga menyepelekan kantor lama. Kita dibutakan dengan fasilitas, gaji dan segala hal-hal yang menyilaukan mata yang ditawarkan di kantor baru, yang membuat kantor lama bagaikan tempat kumuh lengkap dengan segala hal-hal negatif dan penderitaan. Ibarat pepatah, saat memperoleh teman baru, teman lama kita lupakan. Saat mendapatkan pacar baru, pacar lama ditinggal begitu saja...

Saat memutuskan untuk mengundurkan diri, kita dihadapkan pada 2 pilihan: meninggalkan kantor lama dengan nama baik (good term) atau nama buruk (bad term). Sangat dianjurkan agar kita mengambil pilihan yang pertama. Kita perlu menjaga tali silaturahmi, menjaga hubungan baik dengan semua orang, baik orang yang akan kita jumpai walaupun yang akan kita tinggali.

Kita juga perlu berpikir bahwa hal-hal tak terduga dapat terjadi sewaktu-waktu. Orang-orang yang kita pikir akan kita tinggali selamanya, kita kira tidak akan bersua ataupun berhubungan lagi dengannya selamanya, ternyata kita bertemu kembali dengan mereka di masa mendatang. Ternyata kita malah berhubungan kembali dengan mereka. Ternyata kita membutuhkan mereka di masa mendatang. Who knows?

Jadi, Anda sudah memutuskan untuk resign?

I’ll support you, but please leave in a good term ;)

:: rombengus 280907




d