living life and love to the fullest...

Sunday, December 14, 2008

Magya & Ceska (part 1)

Magya dan Ceska kedua pribadi yang sangat berbeda walaupun keduanya berasal dari negara pecahan Rusia dan sama-sama berprofesi sebagai instruktur balet di sebuah institusi balet terbesar di Rusia. Magya mengajar balet modern dan Ceska mengajar balet klasik.

Ceska seorang yang pendiam, sedikit misterius dan suka mengamati, terbiasa menganalisa segala sesuatunya hingga detil dan bermakna. Ceska susah sekali percaya dengan seseorang, ia butuh data dan analisa yang mendalam sebelum kepercayaan itu dapat diberikan. Sementara Magya seorang yang easy going yang berusaha membalikan berbagai kesusahan hidup dengan tawa keceriaan. Bagi Magya hidup sudah terlalu susah, jadi liat sisi positif dan jalanin aja. Tak heran bila tak sulit bagi Magya untuk percaya dengan seseorang, karena kacamatanya selalu positif.

Bukan hanya perilaku, interest mereka juga seringkali bertolak belakang. Makanan kegemaran Magya merupakanan makanan yang paling tidak disukai Ceska. Minuman alkohol kegemaran Magya malah membuat Ceska sakit perut saat mencobanya. Kegemaran Ceska merupakan hal yang kurang disukai Magya, sebaliknya, kegemaran Magya terkadang sulit dimengerti Ceska.

Walaupun masing-masing menyadari perbedaan itu, mereka tidak dapat lepas dari rasa saling suka. Ceska memiliki waktu-waktu khusus dimana ia dapat melihat Magya dari kejauhan dan mengamatinya, yaitu saat Magya mengajar balet di kelasnya. Ceska mengamati gaya Magya mengajar yang penuh derai tawa. Ia mengamati cara Magya berjalan, tertawa, bengong, ngupil sampai celingukan. Dan tanpa disadari, Ceska membuat sebuah daftar ’tentang Magya’ di benaknya dan daftar ini dianalisanya setiap malam sebelum tidur. Proses ini yang perlahan-lahan menumbuhkan rasa cinta Ceska terhadap Magya.

Di sisi lain, Magya juga sangat memperhatikan Ceska. Dan didukung jiwa senimannya, Magya mengamati Ceska dengan menggunakan kelima inderanya. Magya mengamati kecantikan Ceska, wangi tubuh Ceska saat mereka berdekatan, kelembutan kulit Ceska saat tak sengaja lengan mereka bersentuhan, suara dan tawa Ceska. Indera kelima disini bukan pengecapan karena mereka belum pernah berciuman, tetapi perasaan. Magya begitu menikmati saat Ceska berdiri di sebelahnya di dalam lift.

Walaupun keduanya saling menaruh hati, prosesnya tidak seindah kisah-kisah di novel atau sinetron. Dibutuhkan waktu yang lama agar hubungan mereka dapat bergerak maju. Ceska yang sulit percaya dengan seseorang, ternyata masih kesulitan untuk membuka hatinya bagi Magya. Ia terlebih dulu menganalisa Magya dengan seksama. Pengamatannnya dilakukan dengan menggunakan data primer, langsung mengamati orangnya dan bertanya langsung ke orangnya, maupun menggunakan data sekunder dengan mengorek informasi dari teman-teman Magya.

Saat Ceska menikmati proses penelitiannya itu, Magya sebaliknya beberapa kali kesal dengan lambatnya proses. Sulit mengajak Ceska keluar berduaan. Selalu ada saja alasan dan kendala bagi mereka untuk berduaan. Padahal saat berduaan mereka dapat lebih saling mengenal. Terkadang pergi bersama teman-teman pun sulit bagi mereka. Saking kesalnya, Magya sempat dua kali memutuskan untuk berhenti mengejar hati Ceska.

Keputusan ini muncul karena Magya melihat Ceska tak berupaya untuk lebih dekat lagi dengannya. Magya menilai Ceska hanya ingin berteman, tak lebih dari itu. Magya pun sempat menduga bahwa Ceska sebenarnya sudah memiliki kekasih. Selama ini ia hanya bersikap sopan padanya. Karena easy going nya, Magya menjadi tak sabar mengikuti proses yang diajukan Ceska. Ia berprinsip go or no go, but don’t waste my time.

Magya tak bisa disalahkan dalam hal ini karena baginya waktu bukan sekedar uang, dengan hal yang dialaminya, tiap detik begitu berharga untuk dilewatkan. Mengikuti proses pendekatan yang berkepanjangan tanpa kepastian jadi atau tidak, terasa buang-buang waktu bagi Magya.



rombengus.14.12.08

d